What do you think?
Rate this book
264 pages, Paperback
First published February 3, 2017
“Tapi menurut saya, kalau Tuhan mau membuat sesuatu dengan tidak sempurna, dia bisa saja. Dia kan bisa melakukan segala hal; mungkin saja membuat sesuatu dengan begitu sempurna, mungkin saja membuat sesuatu dengan tidak sempurna.
Masalahnya kan manusia saja yang melihatnya dengan cara yang berbeda, membangun opini mereka sendiri tentang apa yang sempurna dan tidak sempurna.
Mereka anggap sesuatu ini, anggap sesuatu itu: padahal sebenarnya penilaian mereka itu tidak ada artinya. Sempurna itu hanya konsep buatan, diciptakan karena mereka-kita-suka menilai dan menghakimi satu sama lain. Yah begitulah manusia!” Halaman 121
“Mereka bilang, manusia adalah rangkuman dari jagad raya dalam bentuk makhluk hidup. Dua mata manusia adalah matahari dan bulan. Tulang belulang mereka sekeras batu, daging mereka adalah tanah, urat nadi mereka bagai sungai dengan denyutnya yang mirip debur gelombang air. Beliau menuangkan semua hal yang pernah dia buat dan dia cintai dalam satu tubuh—menjadikannya satu bentuk, dan memberikannya jiwa sendiri.”
Mungkinkah seluruh bagian angkasa ini dibentuk oleh kesedihan ikan-ikan, kesedihan makhluk-makhluk yang telah mati? Dan kebahagiaan Beliau, yang keluar sebagai titik-titik cahaya yang menjadi bintang, adalah upaya sia-sianya untuk menghilangkan kesedihan itu, sedikit demi sedikit? Inikah alasannya Beliau berjalan melintasi angkasa dan waktu: untuk menerangi langit?