What do you think?
Rate this book
The Seen And Unseen Worlds In Java, 1726 1749: History, Literature, And Islam In The Court Of Pakubuwana Ii
This work explores the nexus between religious belief and mundane behaviour in mid-18th-century Java, exploding the widely accepted stereotypes about the role of Islam in Javanese civilization as he does so. Pakubawana was a malleable 16 year-old who came to the throne under the religious influence of his pious and mystical grandmother Ratu Pakubuwana. He was shaped into the model mystic monarch, who eventually went to Holy War against the Dutch East India company. Specialist though the topic may be, the author's approach is broad, covering social, political and economic history during the reign of King Pakubawana II, the last ruler of the Katsura Kingdom. It provides an insight into how the Javanese thought, prayed and performed at this time, when pre-colonial Java court culutre was at its height.
Paperback
1 person is currently reading
50 people want to read
Ratings & Reviews
Friends & Following
Create a free account to discover what your friends think of this book!
Community Reviews
Displaying 1 of 1 review
October 15, 2009
updating: [eh, sekarang udah punya sendiri, lagi dibaca ulang:]
pernah baca dan sekarang hanya punya fotokopinya.
saya memperlakukan buku ini sebagai pemberi data mengenai masa-masa pergolakan di awal surakarta dan di akhir kartasura, ketika adaptasi naskah-naskah islam [melayu:]dilakukan di istana kraton jawa pedalaman. bagaimana orang pedalaman ingin dianggap maju, setara dengan orang lain di dunia waktu itu.
pada masa ini orang menganggap terjadinya renesans sastra jawa.
---
saya baca lagi bagian belakang, jelang kesimpulan penutup, mengenai makam sinuhn pakubuwana yang ada di lawiyan. makam keturunan sultan agung ini mengapa ada di lawiyan, dan tidak di imagiri? menurut cerita, makam yang dilawiyan ini kosong, karena sri susuhunan sudah ada di imagiri. ada cerita mengenai lubang makam yang tidak cukup, ada versi lain bahwa yg di lawiyan ini ada mahkotanya...
ini susuhunan yang tragis, memerintah ketika ada kekuatan2 besar bersilangan di sekitarnya: islam, VOC, jawa yang ingin tetap jawa..
pernah baca dan sekarang hanya punya fotokopinya.
saya memperlakukan buku ini sebagai pemberi data mengenai masa-masa pergolakan di awal surakarta dan di akhir kartasura, ketika adaptasi naskah-naskah islam [melayu:]dilakukan di istana kraton jawa pedalaman. bagaimana orang pedalaman ingin dianggap maju, setara dengan orang lain di dunia waktu itu.
pada masa ini orang menganggap terjadinya renesans sastra jawa.
---
saya baca lagi bagian belakang, jelang kesimpulan penutup, mengenai makam sinuhn pakubuwana yang ada di lawiyan. makam keturunan sultan agung ini mengapa ada di lawiyan, dan tidak di imagiri? menurut cerita, makam yang dilawiyan ini kosong, karena sri susuhunan sudah ada di imagiri. ada cerita mengenai lubang makam yang tidak cukup, ada versi lain bahwa yg di lawiyan ini ada mahkotanya...
ini susuhunan yang tragis, memerintah ketika ada kekuatan2 besar bersilangan di sekitarnya: islam, VOC, jawa yang ingin tetap jawa..
Displaying 1 of 1 review