Sci-Fi Indonesia discussion

31 views
Umum > 2016 best, not-so-good and worst

Comments Showing 1-23 of 23 (23 new)    post a comment »
dateUp arrow    newest »

message 1: by Silvana (last edited Dec 30, 2016 07:28PM) (new)

Silvana (silvaubrey) | 1238 comments Yep, time for this thread again!

Best:
1. Nemesis Games (James SA Corey) - dan yah hampir semua buku di The Expanse series sih hehe
2. God's War (Kameron Hurley)
3. Lifecycle of Software Object (Ted Chiang)
4. Red Mars (Kim Stanley Robinson)
No 1&2 karena simply seru dan super enak dibaca sedangkan nomor 3&4 karena bikin mikir (in a good way)

Not-so-good/disappointing/below expectation:
1. The Fall of Hyperion (Dan Simmons)
2. Rendezvous with Rama (Arthur C. Clarke)
3. The Long Way to A Small, Angry Planet (Becky Chambers)


Simply bad I still feel nauseous till now and definitely won't ever read anything from these authors ever again:
1. The Wind-up Girl (Paolo Bacigalupi)
2. On Basilisk Station (David Weber)


message 2: by mina (new)

mina | 396 comments OBS masih belum dilanjutin nih, habis gugur dari buddy read kemaren hihihi. Jelek banget yah?
God's War baru sepertiga, lagi ditandem sama Powder Mage 2 sih.

My best SF this year (diriku gak gitu banyak baca SF di luar buddy read sih): Cryptonomicon. Ya, ini buku sulit dan terlalu panjang, tapi Stephenson is soooo funny!

Worst:
Binti. Titik.


message 3: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Kalau On Basilisk Station I beg to differ. Seri Honor Harrington menurutku adalah salah satu space opera terbaik yang pernah ada. Universe-nya dirancang dengan detil, begitu pula tokoh2 di dalam cerita, dan yang paling mengagumkan bagiku adalah politik faksi2 di dalam cerita yang begitu rumit dan kompleks.

Mungkin On Basilisk Station sedikit jump into the water tanpa persiapan. Pertama kali baca mungkin langsung bingung karena masuk ke universe baru tanpa penjelasan apa2. Banyak sekali terminologi yang langsung dipakai tanpa diperkenalkan. Apalagi kalau mengikuti perangnya, bingung, ini perang apaan sih. Tetapi begitu mulai paham rule of engagement dalam perangnya (yang based one ship-of-the-line battle di era Age of Sail, jadi bisa menghargai betapa epik space opera ini.


message 4: by Silvana (new)

Silvana (silvaubrey) | 1238 comments menurut gue sih karakter utamanya Mary Sue banget dan penulisannya over deskriptif di bagian gak penting spt saat dia ngelus kucingnya, pake topi putihnya and so on. technobabble is fine.

but then, to each his or her own.


message 5: by Nenda (new)

Nenda | 44 comments Gw gak baca banyak sci-fi di tahun 2016, bahkan gw lupa baca Heretics of Dune (NOOOOO!!!). Anyway, berikut daftar bacaan gw:
1. Best
-Rendezvous With Rama
-The Paper Menagerie
Ceritanya mengharukan


2. Sesuai Ekspetasi
-The Martian Chronicle
-Lord of Light
-Do Androids Dream of Electric Sheep?

3. Mengecewakan
- All the Birds in the Sky
Maunya mencampurkan genre sci-fi dengan fantasy tapi jadinya aneh
-The Long Way to a Small, Angry Planet (Wayfarers, #1)
Ceritanya muter2


message 6: by Silvana (last edited Jan 02, 2017 04:42AM) (new)

Silvana (silvaubrey) | 1238 comments Haha iya TLWTASAP (gods, I hate long titles) memang isinya vignettes saja y, sangat tv episodic. It was not a bad book, tapi gue mengharapkan lebih karena sangat hyped.


message 7: by Oland (new)

Oland (olan_demas) | 58 comments Best:
- Beacon 23 (hugh howey) ; sebenernya biasa aja sih, sepi, karakternya dikit tapi ga cape bacanya, sedikit romantis
- Lock in (john scalzi) ; Seru, temanya bagus & alurnya cepet

Not-so-good
Aneh:
- This is the way the world ends (james morrow); awal2 sih penasaran, lama2 makin aneh, berinterakasi sama orang2 yang seharusnya "bisa" hidup di masa depan

Jelek:
- The flicker men (Ted kosmatka); setengah buku sampe abis hancur berantakan

Pop corn:
- TLWTASP


message 8: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Gue hampir gak baca buku sci-fi tahun ini. Sibuk urusan sendiri dan menulis. Tapi masih sempet di akhir tahun baca buku Ernest Cline, Ready Player One dan Armada yang menurutku dua2nya sampah dan hype. They bring bad name for the geek culture.


message 9: by Ds (new)

Ds Goh | 197 comments @Silvana
Aduh mak. Kalo dr post elu, kyknya selera kita betul2 bertolak belakang, haha~

@Oni
Tentang Honor Harrington, gue mayan suka, tapi gue ngerti where Sil comes from. Buku pertama emang flat dan sedikit bertele2.
Gue setuju kalo Ready Player One itu so overrated. The writing sucks terus plot-nya ga bagus. I am sure the author is a nerd, he's just not a good writer.

Taon 2016, gue ga baca banyak buku sci-fi, lbh banyak baca manga, soalnya Japanese gue makin jelek jadi mo usaha brush up dikit. Having said that, gue bener2 enjoy Asimov's Robot series.


message 10: by Oni, The Dispossessed (last edited Jan 02, 2017 02:17AM) (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Ds wrote: "@Silvana
Aduh mak. Kalo dr post elu, kyknya selera kita betul2 bertolak belakang, haha~

@Oni
Tentang Honor Harrington, gue mayan suka, tapi gue ngerti where Sil comes from. Buku pertama emang flat..."


Sedikit tambahan, seri Honor Harrington memang baru kelihatan world-buildingnya pada buku kedua, The Honor of the Queen. Makanya pada rencana film yang dibuat, memang diambil dari buku kedua. Buku pertama cuma semacam perkenalan karakter.

Soal Ready Player One, Little Brother jauh lebih bagus kemana2. Hacker culturenya juga lebih kelihatan. Hacking di RPO jadi kelihatan juvenile banget.


message 11: by Silvana (last edited Jan 02, 2017 04:47AM) (new)

Silvana (silvaubrey) | 1238 comments Ds wrote: "@Silvana
Aduh mak. Kalo dr post elu, kyknya selera kita betul2 bertolak belakang, haha~[/quote]


and diversity of taste is what makes this (or any) group is great! :))


Nenda wrote: "-The Martian Chronicle
-Lord of Light


Dua ini kayaknya bakal masuk to read list tahun ini. Kira-kira gue bakal demen gak ya...hmm....


message 12: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
@Nenda (muah muah) senangnya kamu juga suka Rendezvous With Rama dan "The Paper Menagerie".

Saya agak susah trek bacaan, ga nyatat. Tapi yang pasti ingat saya suka banget untuk 2016: The Invention of Morel
Kayaknya 2017 bakal banyak sentuh literatur Amerika Latin nih karena baca buku ini.

TLWTASP saya suka, karena bukunya sedikit konflik. happy-happy aja ceritanya. Malah selama baca, penasaran, bagaimana penulisnya membuat plotnya menjadi ringan. Untuk buku yg satu ini standar saya lain, dibalik: kalau konflik dan plotnya seru dan menegangkan saya akan kecewa.


message 13: by Nenda (last edited Jan 03, 2017 12:09PM) (new)

Nenda | 44 comments Jokoloyo wrote: "@Nenda (muah muah) senangnya kamu juga suka Rendezvous With Rama dan "The Paper Menagerie".

Saya agak susah trek bacaan, ga nyatat. Tapi yang pasti ingat saya suka banget untuk 2016: [book:The Inv..."


Thanks!
Mengenai TLWTASP kritikanku adalah (view spoiler). Selain itu bukunya kebanyakan eksposisi ^^;
Tapi ya mengenai sedikitnya konflik di cerita dan banyaknya eksposisi mungkin karena si penulis mau set up dunianya wayfarers ini.

@Silvana
Hehehe, gw rekomendasi baca 2-2nya (The Martian Chronicles dan Lord of Light) karena sama2 klasik.


message 14: by Barry (new)

Barry (boprawira) | 670 comments Hmm ... kalau review gue dari bacaan SF di 2016:

The Best
1. Hyperion & The Fall of Hyperion
Gue bilang buku ke-2 complement buku pertama, karena buku pertama nggak menceritakan kelanjutannya apa. Kalau baca buku pertama doank cuman dapat wow, this is a cool structure, tapi nggak tau ending ceritanya apaan.

2. The Quantum Thief
Gue bilang ini buku holy **** banget ideanya. Sampai sekarang mungkin masih belum terlalu ngerti tentang technologiesnya, tapi it's an interesting basically detective and thief story set in the far future. Definitely bakalan baca buku ke-2nya.

The worst / below expectation
1. On Basilisk Station
Sama kaya Sil, gue juga kurang suka main charactersnya. Annoying.

2. The Three-Body Problem
Too much hype. Ideanya sih bagus banget, tapi implementationnya dari segi writingnya ... what the hell. Kaya jadi baca berita aja ... this happened to this character ... boring.


message 15: by Barry (new)

Barry (boprawira) | 670 comments @Oni: emang RPO jelek banget ... gue kok bisa kasih 3 star yah *ketok kepala

Kalau emang OBS buku ke-2nya bagus ... hmm kalau buddy read boleh deh coba baca lagi hahaha. Politiknya emang belum keliatan banget sih di buku pertama.


message 16: by mina (new)

mina | 396 comments Tentang Three-Body Problem ini, apa masalahnya di penerjemahan, ya? Tapi orang-orang yang suka buku ini juga baca terjemahannya sih, ya, hmmmmm....


message 17: by Silvana (new)

Silvana (silvaubrey) | 1238 comments bukan penerjemahannya tapi memang penulisannya aja yang ga enak dibaca. karakter juga super flat


message 18: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
based on my discussion with sanny (yang membaca edisi bahasa Inggris dan Cina sekaligus), faktor penerjemahan cukup besar. Edisi Cina tidak sekering Edisi Inggris dalam cara penulisan.


message 19: by Silvana (new)

Silvana (silvaubrey) | 1238 comments really? wow.
but still does not change the fact bahwa karakter2nya juga kering sih


message 20: by Barry (new)

Barry (boprawira) | 670 comments padahal translatornya Ken Liu loh.


message 21: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
pengertian yg saya tangkap dr sanny, penerjemahnya jd byk menjelaskan hal ini itu (Krn utk pasar Amrik, asumsi pembaca tdk tahu byk ttg Cina).

Ken Liu bukannya tdk bisa menerjemahkan, tetapi memilih utk memperbanyak penjelasan drpd mengikuti gaya penulisan Liu Ci-xing.


message 22: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Three Body Problem masih jadi PR yang belum selesai buatku. Baca awal2 referensi ke partai komunis Cina kayaknya cukup banyak. Bagiku sih itu terasa cukup nendang.


message 23: by Ds (new)

Ds Goh | 197 comments Gue bukan expert sih, cuman setau gue, Chinese itu termasuk susah diterjemahkan. Jangankan sci-fi, buku silat aja kalo diterjemahkan ke Inggris jadinya boring banget. Chinese jg banyak maen kata2, joke2nya banyak pake puns, belum lagi kalo pake peribahasa2. Lost-nya bukan cuman translation, tapi juga cultural, imo.


back to top