Sastra Quotes

Quotes tagged as "sastra" Showing 1-30 of 91
Pramoedya Ananta Toer
“Suatu masyarakat paling primitif pun, misalnya di jantung Afrika sana, tak pernah duduk di bangku sekolah, tak pernah melihat kitab dalam hidupnya, tak kenal baca-tulis, masih dapat mencintai sastra, walau sastra lisan.”
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia

Goenawan Mohamad
“Kesusastraan adalah hasil proses yang berjerih payah, dan tiap orang yang pernah menulis karya sastra tahu: ini bukan sekadar soal keterampilan teknik. Menulis menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik dari diri kita adalah proses yang minta pengerahan batin.”
Goenawan Mohamad, CATATAN PINGGIR 3

Helvy Tiana Rosa
“Cinta sama dengan sastra: membutuhkan apresiasi, kreasi dan ekspresi.”
Helvy Tiana Rosa

“Benar bahwa kamu punya hak untuk mencoba menemukan pengganti perempuan itu. Tapi bukan begitu caranya. Ibarat seorang atlet yang cedera, seharusnya disembuhkan dulu luka itu, baru berlatih lagi dan bertanding lagi. Sebab jika ia terluka dan tetap berlatih serta bertanding, kamu akan semakin terluka, bahkan jika kasus itu sepertimu, bisa melukai orang lain.”
Puthut EA, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Sam Haidy
“Malam adalah ladang pembantaian abadi
Jiwa-jiwa tandus yang digerus sepi
Yang tak menyisakan apa-apa selain puisi”
Sam Haidy, Malaikat Cacat

Goenawan Mohamad
“Bagi saya, berdosa bukanlah inti rasa tragis. Intinya adalah kesadaran tentang 'tepi'. Tepi bukanlah batas. Tepi mengandung sesuatu yang sepi, juga menunjukkan keadaan yang genting sebab siapapun akan sendirian ketika ada pelbagai sisi yang dihadapi, ketika seorang tak berada di satu pusat yang mantap. Bukan saja karena terang dan gelap ada dimana mana, tapi juga karena kedua duanya mengandung bahaya”
Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 7

Ajip Rosidi
“Kalau sebuah bahasa dengan kesusasteraannya tidak didukung oleh tradisi membaca masyarakatnya, maka kematiannya akan segera menyusul”
Ajip Rosidi, Mencari Sosok Manusia Sunda: Sekumpulan Gagasan dan Pikiran

Sam Haidy
“Senja melarutkanku di batas waktu
Ketika ada dan tiada sejenak menyatu
Ada yang beringsut menjauh
Ada yang perlahan merengkuh

Bayanganku mengais sisa terang
Sebelum terkubur malam panjang”
Sam Haidy, Nocturnal Journal

Helvy Tiana Rosa
“Karya sastra adalah parfum para sastrawan.”
Helvy Tiana Rosa

Helvy Tiana Rosa
“Sastra bisa menampung semua gejolak dalam diri, mengurangi derita serta membuatmu lebih peka serta berdaya.”
Helvy Tiana Rosa

M. Aan Mansyur
“Berapa harga sebuah Januari? Aku ingin memiliki Januari yang basah. Bulan yang menghapus gerah-gerah. Tapi Januari atau September bukan cincin yang dipajang dietalase toko, yang bisa kita beli kalau uang cukup dan kita jual atau kita tukar bila tidak suka. September adalah utusan Tuhan untuk menemani manusia yang memanggil dosa-dosa di pundaknya.”
M. Aan Mansyur, Kukila

Sam Haidy
“Manakala hidup terasa menjepit
Tengadahlah ke langit
Di sana kau akan melihat
Bebanmu menyusut berjuta kali lipat”
Sam Haidy

Helvy Tiana Rosa
“Sastra itu penuh makna dan bisa mengingatkan kita dengan cara yang indah dan tak terduga.”
Helvy Tiana Rosa
tags: sastra

Goenawan Mohamad
“Suara, bahkan risalah protes yang keras, seperti halnya sastra, tak pernah cukup kuat dan cukup padu untuk mengubah dunia.”
Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 5

Sam Haidy
“Ada yang perlahan binasa setiap kali puisi tercipta.
Ia selalu meminta nyawa dari kenangan atau impianmu.
Ia tak segan merampas tidurmu dan meretas bangunmu.
Kelak, ia akan terus bersuara dari dalam kuburmu....”
Sam Haidy, Malaikat Cacat

Sitok Srengenge
“Kini aku tak bisa lagi kautipu:
kemerduanmu cuma deru angin lalu!”
Sitok Srengenge, Anak Jadah

“Terkadang memang ada satu atau dua hal yang memaksa kita berpikir untuk tidak berpikir sekali lagi.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Menjernihkan air keruh memang gak segampang meneteskan nila dalam belanga susu Bar.
Kemarin waktu aku di sana, Mama ngobrol sama Papa, Mama minta Papa jangan terlalu keras lagi sama kamu. Soalnya Mama ngerasa kamu mulai berubah ke arah yang lebih baik.
Tapi Papa bilang itu belum seberapa. Papa mau kamu berusaha menjernihkan airnya. Citra buruk itu kamu sendiri yang menciptakan. Orang yang biasa berbohong memang akan kehilangan kredibilitasnya. Itu yang Papa maksud menjernihkan air keruh tak semudah meneteskan nila dalam belanga susu. Mengembalikan kredibilitas tidak semudah saat menghilangkannya”
Lina Dianita, BaRania - Kesempatan Kedua

Mochtar Lubis
“Sastra yang baik selalu merupakan cermin sebuah masyarakat.”
Mochtar Lubis, Woman at Point Zero
tags: sastra

“Dengan cara dan alat-alat yang berbeda, sebagaimana kisah para pengembara, para nabi dan wali, puisi meninggalkan jejak dan riwayat di bumi. Bagai anak panah yang turun dari langit dan kembali menuju langit lain yang tidak bertepi. Melintas semesta dan membekas di mana-mana, juga dalam ruang jiwa. Membuka pintu-pintu realitas menuju imajinasi, ekspresi dan kreativitas kebudayaan yang tidak terbatas. Ia bergerak tanpa takdir kekerasan, berdiri tegak melawan para penindas yang menjajah jasad dan roh manusia.”
Hamdy Salad, Agama Seni : Refleksi Teologis dalam Ruang Estetik

“Kata-kata itu semestinya berlaku seperti air,
maka biarkan saja sederas mungkin ia mengalir.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Bagi saya berpuisi dan menikmati proses berpuisi adalah salah satu cara untuk menghargai bahasa itu sendiri.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Menulis itu sejatinya hanya perihal komitmen, baik dan buruk itu urusan belakangan.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Saya kira selain dari kurangnya bahan bacaan, hal yang juga mengambil peranan penting dalam membunuh kreativitas dan produktivitas para penulis pemula adalah ketidakpedulian yang timbul dari lingkungan di sekitar mereka.”
Robi Aulia Abdi

“Sastra sejatinya ruang riuh dan bebas bersuara. Ruang yang tidak membesarkan satu toa dan menyumpal toa orang lain. Siapa pun berhak membicarakan diri mereka dan berhak mengobarkan geliat dalam diri mereka untuk berkarya. Mau kau seorang konservatif, liberal, jelata, hina, dsb. Sastra sesungguhnya adalah milik kita semua.”
Eki Saputra

Sapta Arif N.W.
“Mata adalah jebakan. Namun, kejujuran seringkali lahir di ketulusan sebuah tatapan.”
Sapta Arif N.W., Bulan Ziarah Kenangan

Sapta Arif N.W.
“Tuhan menciptakan firasat, tanda-tanda yang selalu tidak bisa kita ungkap bagaimana asal-muasalnya.”
Sapta Arif N.W., Bulan Ziarah Kenangan

Sapta Arif N.W.
“Apakah kau pernah merasakan kesepian melahap sekujur tubuhmu? Seperti angsa hitam yang memudarkan warnanya di telaga yang sunyi. Di kesendirian malam yang gelap, tanpa bintang, tanpa awan, tanpa angin, hanya gelap yang lebih gelap dari pada gulita.”
Sapta Arif N.W., Bulan Ziarah Kenangan

M. Aan Mansyur
“Menjadi penulis adalah jalan paling aman bagi para pembenci, terutama bagi mereka yang membenci diri sendiri.”
M. Aan Mansyur

“Perusahaan-perusahaan seperti ini, mereka seperti gulma. Kita tidak bisa menghentikannya kalau merkea kuat, dan punya banyak uang, ... Kalau mereka menginginkan petak bungamu atah desamu atau bukitmu, mereka akan mendapatkannya." (p. 49).”
Siddharta Sarma

« previous 1 3 4